Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

Jumat, 25 April 2025, 11:28:00 PM WIB
Last Updated 2025-04-25T16:28:19Z
BERITA UMUMNEWS

Kota Semarang Gelar Karnaval Lintas Agama Pawai Ogoh-Ogoh, Tampilkan Sendratari Kolosal

Advertisement


Laporan : Djoko S

Semarang|MATALENSANEWS.com– Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang akan menggelar Karnaval Lintas Agama Pawai Ogoh-ogoh pada Sabtu (26/4/2025). Kegiatan tahunan yang digelar dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi ini terbuka untuk umum dan menghadirkan berbagai penampilan seni budaya yang melibatkan komunitas lintas agama.


Melalui akun media sosial resminya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang mengumumkan bahwa pawai akan dimulai dari Balai Kota Semarang dan diramaikan berbagai pertunjukan tradisi, seperti Tari Genjek hingga Sendra Tari “Legenda Selat Bali”.


Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Semarang, I Nengah Wirta Darmayana, menyebutkan bahwa karnaval akan dibuka langsung oleh Wali Kota Semarang. Rute pawai akan melintasi Balai Kota, Tugu Muda, Jalan Pandanaran, dan berakhir di Simpang Lima. Penutupan acara rencananya akan dilakukan oleh Wakil Wali Kota Semarang.


“Semua peserta karnaval maupun talent sendratari berasal dari lintas agama. Bahkan kami melibatkan Liong Samsi dari teman-teman Kong Hu Chu yang berkolaborasi dengan gamelan Bali. Asyik pokoknya,” ujarnya, Jumat (25/4/2025).


Sendratari kolosal “Legenda Selat Bali” akan menjadi sajian utama di Simpang Lima, menampilkan 20 penari yang diiringi gamelan gong secara langsung. Tahun ini, penyelenggara lebih mengutamakan kualitas penampilan dibanding kuantitas peserta.


“Kami tidak mengutamakan jumlah, tapi kualitas. Harapannya, masyarakat datang dan menyaksikan langsung, karena ini melibatkan seluruh umat dan mencerminkan kerukunan antarumat beragama di Kota Semarang,” lanjut I Nengah.


Ia menambahkan, pawai ogoh-ogoh telah menjadi agenda tahunan sejak 2010 dan bertujuan memperkuat kerukunan antarumat, mengangkat kreativitas seniman lokal, serta mendukung pengembangan wisata berbasis komunitas di Kota Semarang.


“Semarang tidak punya laut atau pegunungan seperti daerah lain, jadi kita kembangkan tourism base community. Komunitas harus bangkit dan menjadi daya tarik wisata,” katanya.


Tahun ini, jumlah peserta diperkirakan mencapai 800-900 orang, sedikit menurun dibanding tahun lalu yang mencapai 1.000 peserta. Meski demikian, panitia optimistis kualitas acara akan lebih baik.


Sebagai informasi, Kota Semarang baru saja naik ke peringkat lima dalam indeks kota toleran nasional, meningkat dari posisi tujuh pada 2022. I Nengah berharap, kegiatan ini turut mendorong kenaikan peringkat tersebut.


“Astungkara, tahun ini Semarang ada di posisi lima. Harapan kami, bisa terus meningkat karena di sini tidak ada monopoli mayoritas ataupun dikotomi minoritas. Semua komponen masyarakat bersama-sama membangun kota,” pungkasnya.(*)