Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

 


 





 


Sabtu, 17 Agustus 2019, 1:29:00 PM WIB
Last Updated 2019-08-17T06:32:31Z

Upacara Peringati Hari Kemerdekaan RI ke 74 Dilapangan Kuru Setra Yonif MR 411

Advertisement
Matalensanews.com-Bertempat di lapangan kuru setra Yonif MR 411/PDW/ Kostrad berlangsung  upacara pengibaran bendera merah putih dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Negara Republik Indonesia ke 74 Tahun 2019.

Sebagai Irup  Walikota Salatiga (H.Yulianto SE., MM),Danup Danramil 04/Beringin Kodim 0714/Salatiga (Kapten Kav Sudarto ), acara berlangsung pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 10.30 WIB yang diikuti lebih kurang 800 orang.

Turut hadir dalam upacara tersebut : Forkopimda Kota Salatiga,Danrem 073/Makutoromo,Para Kasi dan Perwira Korem 073/Makutoromo,Ka/Dansatdisjan Rem 073/Makutoromo,Para Perwira TNI dan Polri Kota Salatiga,Para Ka OPD Pemkot Salatiga,Para anggota Veteran se-Kota Salatiga,Para Toga, Tomas dan Toda se-Kota Salatiga,Para anggota TNI, Polri, Satpol-PP, Linmas, Satpam Kota Salatiga,Para Mahasiswa, SMA, SMP dan Pramuka Kota Salatiga.

Dalam Inti amanat Gubernur Jateng (Ir. Ganjar Pranowo) yang dibacakan oleh Irup sebagai berikut :Marilah kita mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kita semua dapat melaksanakan upacara dalam rangka HUT RI ke 74 tahun 2019 untuk semua masyarakat peserta Upacara.

Orang tak akan bertanya apa agamamu, apa sukumu ketika berbuat baik. Dalam masa perjuangan setelah kemerdekaan ini sudah semestinya kita tidak membedakan suku, agama atau pun ras. Tak peduli warna kulit, rambut, jenis kelamin, kaya atau pun miskin. Semua sama di mata negara. Founding fathers bangsa ini telah memberi contoh lewat laku, bukan sekadar gembar gembor persatuan. Mereka berdarah-darah menegakkan kemerdekaan.

Pancasila sebagai dasar Republik adalah harga mati. Tidak bisa ditawar dan harus kita tanam sedalam-dalamnya di Bumi Pertiwi. Pancasila inilah sebagai induk semangnya negara ini,yang di dalamnya bersemayam ajaran-ajaran agama: Hindu, Budha, Islam, Katolik, Kong Hu Chu dan Kristen. Yang di dalamnya bersemayam spirit-spirit berasaskan kebudayaan Nusantara. Kalaulah sistem pemerintahannya pernah berubah, toh akhirnya jiwa-jiwa yang telah menyatu dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Rote tidak bisa dipisahkan.

Kita ini diciptakan atas satu jalinan sebagai sapu lidi, yang jika lepas ikatannya ambyar kebangsaan kita, ambyar negara kita, ambyar Indonesia Raya. Sejarah telah mengikat kuat kita, perasaan senasib sepenanggungan telah menyatukan kita, dan Pancasila telah mendasari kita sebagai bangsa dan negara yang besar yakinlah indonesia akan jaya dan abadi sampai sewindu abad lebih. Merdeka....Merdeka...Merdeka.17/8/2019(Anden)