Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

 





 


Sabtu, 30 November 2019, 11:56:00 PM WIB
Last Updated 2019-11-30T17:18:25Z
BERITA PERISTIWA

Rest Area Tol Salatiga Dikebut, Truk Proyek Keluar Lewat Kampung

Advertisement
SALATIGA,MATALENSANEWS.com-Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyiapkan 75 tempat peristirahatan (rest area) di sepanjang ruas Tol Trans Jawa, Sabtu 30/11/2019.

Rest area tersebut akan terletak di setiap 20 kilometer (km) jalan tol.Jika dihitung ada 32 di antaranya merupakan rest area tipe A. Artinya, rest area yang dilengkapi dengan toilet pria dan wanita, area parkir mobil, dan truk, ATM, musala, SPBU, warung/kios, restoran, bengkel, klinik dan taman.

Kemudian, 22 rest area lainnya masuk dalam kategori tipe B yang dilengkapi dengan fasilitas toilet pria dan wanita, area parkir mobil dan truk, ATM,mushola, warung/kios, restoran, dan taman.

Sementara, 21 rest area sisanya merupakan tipe C yang hanya dilengkapi dengan toilet pria dan wanita, area parkir mobil dan truk, mushola, dan warung/kios. Sebagai catatan, rest area tipe C merupakan rest area yang hanya dioperasikan pada masa libur panjang, libur lebaran/natal, dan tahun baru.

Salah satunya adalah rest area yang sedang dibangun di exit tol Salatiga km 46.Segala pekerjaan baik pengurugkan tanah dan bronjong sedang dikebut.Apalagi ini sudah akir tahun dan menginjak musim penghujan.Tapi hal ini sangatlah tidak mudah,karena untuk mencari tanah urug yang memiliki ijin juga sangatlah sulit. Sehingga, segala cara ditempuh agar proyek ini segera selesai ditahun ini.

Menurut widi warga sekitar,untuk mengambil tanah urug buat proyek yang berada di exit tol Salatiga ini, para supir truk Dam mengambil tanah disekitaran lokasi yang berjarak tidak lebih 15 km.Hal ini dilakukan agar harga tanah yang dibayarkan oleh pihak rest area bisa masuk.Dari pemilik lahan galian yang tak berijin membeli tanah satu (1) truk Dam nya dengan harga Rp.130,000; sedangkan diterima pihak reas area dengan harga perkibeknya sekitar Rp.43,000; bahkan untuk mensiasati biar hemat BBM, para supir supir truk masuk lewat pintu Tol Salatiga keluarnya lewat kampung,tanpa keluar lewat pintu tol bawen.

Hal senada dibenarkan oleh salah satu pekerja bronjong asal Ungaran,Dia sudah bekerja di rest area ini dari awal.Seharinya dia mendapatkan upah Fp.100.000; lepas. Tapi sudah 2 minggu saya dan kawan-kawan belum dibayar,padahal tiap hari lembur sampai malam.Padahal saya disini kontrak dan butuh makan setiap harinya. Dia juga menuturkan kalau truk-truk proyek masuk lewat pintu Tol Tingkir kota Salatiga, dan keluarnya lewat desa Sukoharjo,kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.

Hal ini dilakukan supaya menghemat BBM juga hemat bayar Tol. Paling kalau keluar lewat sini cuma membayar Rp.15,000; uang itu yang Rp.10,000; buat kelurahan Sukoharjo dan Rp.5000; buat pekerja yang ada dilapangan,sedangkan kalau keluar lewat Tol Bawen harus membayar Rp.27,000;.(Guntur)