Advertisement
MALUT,MATALENSANEWS.com- Sudah 10 tahun jalan lintas Pulau Taliabu penuh dengan janji-janji manis setiap momentum demokrasi yang mana sampai hari ini hanya di gusur tanpa melakukan pengerasan sehingga setiap musim hujan penuh dengan Pece atau lumpur dan selalu banjir yang meluas ke jalan sehingga masyarakat kesulitan untuk melintasnya.
Sementara pengguna jalan yang dimaksud hampir setengah penduduk Kabupaten Pulau Taliabu ikut melewati jalan yakni dari kecamatan Taliabu Barat Laut menuju ke Kecamatan Lede. Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Marhaenis Kabupaten Pulau Taliabu melalui Ketua Pembina (DPC GPM) Asrarudin La Ane Yang Akrab di Sapa Bung Asra itu dengan sangat menyangkan. Lanjut,
Yang mana jalan tersebut adalah akses setiap hari masyarakat menuju ibukota kabupaten. Kami dengan tegas meminta kepada Gubernur Maluku Utara dan Bupati Pulau Taliabu bahwa untuk perioritaskan jalan lintas ini. Karena sudah sepuluh tahun hanya janji janji manisnya.
Daerah ini adalah daerah pemekaran yang di mekarkan dari kabupaten kepulauan Sula, provinsi Maluku Utara pada tahun 2013 lalu yang beribukota Bobong.
Namun sayangnya ketika melihat kondisi jalan lingkar Kabupaten Pulau Taliabu hingga hari ini, ibarat jalan menuju neraka yang penuh pece-pece ( Lumpur) dimana mana. Saat dimusim hujan.
Namun hal itu tak membuat pekah kedua pemimpin yang menjabat dua periode yakni Gubernur provinsi Maluku Utara yang di nahkodai oleh KH. Abdul Gani Kasubah.Lc dan Bupati Kabupaten Pulau Taliabu Aliong Mus, menuju janji janji dan janji terus menerusnya. Dalam jangka waktu 3(tiga) tahun jalan lingkar Pulau Taliabu tidak selesai maka masyarakat Kabupaten Pulau Taliabu harus bilang saya apa??.
"Saya menganggap kedua pemimpin dua periode tersebut seperti orang yang kehilangan wajah harus di cermin." Ungkap bung Asra. Di saat Media temui dikediamannya. pada hari Minggu 11 Juli 2021, sore tadi.
Dimana kedua pemerintah dua periode yakni Gubernur provinsi maluku utara yang di jabat dua periode oleh KH. Abdul gani Kasubah.Lc dan Bupati kabupaten pulau taliabu yang di jabat dua periode oleh Aliong Mus, harusnya dapat memahami kondisi jalan lingkar Kabupaten Pulau Taliabu.
Pada saat kondisi hujan dipenuhi Pece pece ( Lumpur) di mana mana. Sehingga jalan lingkar samuanya pada rusak parah.
Pada akhirnya masyarakat kesulitan melintasi jalan tersebut salah satu contoh yang terjadi pada mobil jenis Pick up Mitsubshi L300 warna itam bernomor polisi B 9824 GAJ, baru-baru ini ketika melakukan perjalanan yang melintas desa Salati Kecamatan Taliabu barat laut tujuan ke desa Karamat Kecamatan Taliabu barat, Kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara. pada hari ini Rabu 07 Juli 2021, kemarin itu.
"Sungguh menyedihkan ketika melintasi jalan yang di penuhi lumpur itu sangat menyakitkan seperti yang di keluhkan masyarakat taliabu saat berada di ibukota bobong, padahal jalan tersebut harusnya menjadi perhatian serius dari pemerintah apalagi menjabat sudah dua perode keluh masyarakat." kata GPM Pulau Taliabu.
Sapaa akrab bung Asra bilang bahwa kondisi jalan lingkar Pulau Taliabu tak hanya di jadikan isu politik pada pesta pora(demokrasi) perebutan jabatan itu.
Namun, harusnya Bupati sendiri bahwa akses beraktifitas masyarakat Kabupaten Pulau Taliabu serta akses pertumbuhan ekonomi sekaligus aikon daerah bukan di jadikan jalan itu seperti jalan kutukan menuju Neraka.
"Di ibaratkan pepatahnya ( Seharusnya Cinta membuat Mu bahagia bukan tersiksa atau cinta itu bukan perasaan yang datang lalu berlalu) artinya akses jalan adalah penuh cinta dan bahagia bukan menyesatkan daerah Kabupaten Pulau Taliabu." tegasnya. Tambahnya,
GPM Pulau Taliabu ini, menegaskan bahwa dengan hal tersebut harus ada keseriusan pemerintah baik pemerintah Provinsi Maluku Utara. Dan pada khususnya pemerintah Kabupaten Pulau Taliabu harus mewujudkan pembagunan di daerah adalah wujud lahirnya pertumbuhan ekonomi kepada masyarakat di Taliabu.
"Apalagi sarana akses jalan itu menjadi kebutuhan bersama kiranya pemerintah sebagai pemandu rakyat dapat memahani melihat kesulitan yang di alami masyarakatnya. Apalagi itu sebuah kewajiban bukan hanya memperbayak hal keterburukan terjadinya potensi korupsi di daerah Pulau Taliabu ini. serta timbulnya perbuatan kejahatan menguntunkan diri sendiri atau kelompoknya. Dan di jadikan senjata pada setiap pesta pora di musim politik untuk merebut kekuasaannya. Namun tugas wajib tak harus di abaikan." Akhir GPM Pulau Taliabu
( Jek/ Redaksi)