Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

 



Sabtu, 14 Mei 2022, 3:50:00 AM WIB
Last Updated 2022-05-13T20:50:07Z
NEWSSejarah dan Budaya

"SEMANGAT ANAK ANAK BELAJAR AL QURAN DI TPQ BAITURAHIM" Dsn. Ngkarangan Ds. Muncar, Kec. Susukan, Kab. Semarang

Advertisement


Ungaran,MATALENSANEWS.com-Dalam ajaran Agama Islam maka Allah Qur'an adalah kitab suci sebagai pedoman utama bagi umat manusia di muka bumi agar mendapatkan jalan lurus yang di Ridhoi oleh Allah Subhaana Allah Wa Ta‟ala. Sehingga Al-quran sangatlah penting bagi kehidupan manusia yaitu untuk membimbing dan mengarahkan manusia.


Menyadari pentingnya Al Qur'an sebagai pedoman hidup maka pengurus Ta'mir Masjid dan Pengurus Remas (Remaja Masjid) Baiturahim Dsn. Ngalarangan, Desa Muncar Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang telah bersepakat untuk membentuk lembaga pendidikan nonformal yaitu Taman Pendidikan Al Qur' an (TPQ) yang pada saat ini susunan pengurusnya adalah Ketua Sdr  Wahyu Nur Efendi, Sekretaris Sdr. Ilham Satria Aji dan Sdr. Wahyu Tri Widodo, Bendahara Sdr. Wahyu Setyanto dan Sdr. Nurul Rozikin. 


Kegiatan belajar Al Quran berlangsung di sebelah serambi utama Masjid Baiturahim yang diberdiri bangunan permanen yang telah dilengkapi berbagai fasilitas pendukung untuk kegiatan belajar mengajar setiap hari pada petang hari selepas asyar hingga mahgrib bagi sekitar 70 an santriwan santriwati yang berasal dari Dusun Ngklarangan. 


TPQ ini diasuh dan diajar oleh Kyai Musyafak dan Kyai Imam Zaenuri yang dibantu oleh Ustd. Joko Sutrisno, Ustd. Surono, Ustdz. Dewi Widyawati, Ustdz  Nur Kholifah, Ustdz. Irma Habibah dan Ustdz. Nur Aini. Para pengajar ini adalah sukarelawan alias pengajar tanpa gaji dan imbalan semua dilakukan dengan ketulusan dengan semangat mengabdi sekaligus berdakwah Islamiyah, demikian penjelasan Kyai Imam Zaenuri mengawali wawancara. 


Lebih lanjut dijelaskan oleh Bapak Suratmin selaku ketua Ta'mir Masjid menyampaikan jika selama ini segala kegiatan belajar mengajar bersumber dari dana shodaqoh dan infaq jama'ah Masjid Baiturahim, sehingga para Santriwan dan Santriwati tidak dipungut biaya apapun alias gratis. 


Sdr. Wahyu Nur Efendi selaku ketua Pengurus TPQ Baiturahim menyatakan ikwal yang mendasari pembentukan TPQ ini adalah karena keprihatinan tentang fenomena sekarang yaitu banyak diantara anak anak lebih asik bermain Handphone sehari hari. Sehingga didapati banyak diantara anak anak sekitar tersebut ternyata tidak bisa membaca Al Qur'an, karena hal tersebut maka Pengurus Ta'mir Masjid dan Pengurus Remas bermusyawarah untuk membentuk TPQ. 


Dasar hukum dari pada TPQ adalah Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, yang didalamnya mencantumkan Taman Pendidikan Al Qur’an sebagai salah satu lembaga pendidikan, maka syarat-syarat yang melekat pada lembaga pendidikan berlaku bagi Taman Pendidikan Al Qur’an. Selain itu dasar hukumnya juga ada pada Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 2007 pasal 24 ayat 2 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan menyatakan bahwa Pendidikan Al-Qur’an terdiri dari Taman Kanak-Kanak Al-Qur'an (TKA/TKQ), Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA/TPQ), Ta’limul Qur’an lil Aulad (TQA), dan bentuk lainnya yang sejenis. Demikian penjelasan Sdr. Wahyu Nur Efendi yang ternyata merupakan Mahasiswa hukum Pasca Sarjana di UNS Surakarta. 


Kyai Imam Zaenuri menyampaikan menjadi suatu keharusan bagi setiap umat Islam untuk dapat membaca Al Quran sebab  dengan membaca al-Qur’an itu sendiri merupakan sebuah ibadah yang bernilai tinggi di sisi Allah SWT. Maka alangkah baiknya kita sebagai orang muslim bisa membaca al-Qur’an agar nantinya dapat mengetahui ajaran-ajaran yang ada didalamnya. Namun masih banyak orang yang belum bisa membaca al-Qur’an.



Selaku koordinator pengajar Kyai Imam Zaenuri menjelaskan di TPQ Baiturahim menerapkan metode Iqro’ yang merupakan sebuah metode pengajaran al-Qur’an dengan menggunakan buku Iqro’ yang terdiri dari 6 jilid dan dapat dipergunakan untuk balita sampai manula. Didalamnya santri bisa belajar tentang baca tulis huruf hijaiyah, huruf hijaiyah bersambung, mengenal harakat tanda baca dan ilmu Tajwid.16 Ada 10 sifat buku Iqro’ diantaranya menggunakan sistem Bacaan Langsung, CBSA (Cara Belajar Santri Aktif), Privat, Modul, Asistensi, Praktis, Sistematis, Variatif, Komunikatif, dan Fleksibel. 


Kyai Musyafak menambahkan metode Iqro merupakan metode Alquran bentuk syaufiyah yang dirancang untuk anak sekolah, metode Iqro’ ini dahulu disusun oleh KH. As’ad Human yang berdomisili di Yogyakarta. Buku Iqro’ merupakan buku ajar membaca Alquran yang sangat popular di Indonesia. Kepopuleran buku ini mungkin disebabkan atas kesesuaian dan keefektifannya dalam pembelajaran membaca Alquran sehingga banyak anak yang berhasil membaca Alquran dengan baik setelah mempelajarinya.


Demikian diakhir wawancara Sdr. Wahyu Nur Efendi menyampaikan untuk membentuk TPQ yang sehat, diperlukan keyakinan yang lapang, pikiran yang kreatif, dan jiwa yang tulus. Al Qur’an harus dibumikan dan terus dilestarikan gemanya dalam masyarakat, dan terus terbuka untuk menerima nilai-nilai kemasyarakatan yang luhur. Kyai Imam Zaenuri menambahkan jika tingkatan awal usaha menghidupkan dan menjaga keberadaannya adalah dengan mulai mempelajari cara membacanya. Wallahu A’lam.


Wawancara ini berlangsung pada saat acara Halal Bihalal TPQ Baiturahim yang berlangsung di Masjid Baiturahim Dsn. Nglarangan, Desa Muncar, Kec. Susukan, Kab. Semarang pada hari Jumat, 13 Mei 2022.(*)