Advertisement
Demak|MATALENSANEWS.com-Kegiatan Sosialisasi Moderasi Beragama digelar oleh Mahasiswa KKN MIT 16 UIN Walisongo Semarang di Aula SMPN 2 Mranggen tepatnya di desa Kangkung Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak Kemarin , Selasa 25/07/2023.
Sasaran kegiatan ini adalah siswa-siswi SMPN 2 Mranggen kelas 9 yang terbagi dari kelas 9A hingga 9I yang berjumlah sekitar 288 siswa. Kegiatan ini diawali dengan pembukaan dan pembacaan doa oleh pembawa acara dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Lia Lailatul Maghfiroh salah satu Mahasiswa KKN MIT 16 UIN Walisongo Semarang. Lia menyampaikan moderasi beragama diperlukan karena sikap ekstrem dalam beragama tidak sesuai dengan esensi ajaran agama itu sendiri, perilaku ekstrem atas nama agama juga sering mengakibatkan lahirmya konflik, rasa benci, intoleransi, dan bahkan peperangan yang memusnahkan peradaban, sikap-sikap seperti itulah yang perlu dimoderasi.
Lia juga menyampaikan bahwa moderasi beragama sangat berbeda dengan moderasi agama, agama tidak perlu dimoderasi karena agama itu sendiri telah mengajarkan prinsip moderasi yaitu keadilan dan keseimbangan. Jadi, bukan agama yang harus dimoderasi, melainkan cara penganut agama dalam menjalankan agamanya itulah yang harus dimoderasi. Tidak ada agama yang mengajarkan ekstremitas, tetapi tidak sedikit orang yang menjalankan ajaran agama berubah menjadi ekstrem. Selain penyampaian materi, pada kegiatan ini juga ada sesi tanya jawab yang mana siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari pemateri akan diberi hadiah spesial. Pada kegiatan ini ditutup dengan pemberian kenang-kenangan dari mahasiswa KKN MIT 16 UIN Walisongo Semarang kepada SMPN 2 Mranggen.
Terpisah, kepala sekolah SMPN 2 Mranggen, Ahmad Soleh, M.Pd mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh Mahasiswa KKN MIT 16 UIN Walisongo Semarang. Ahmad Soleh menuturkan sebagai mahasiswa yang kelak bakal hidup bermasyarakat sangat baik apabila sudah memiliki rasa peduli terhadap sesama, khususnya peduli terhadap pola pikir remaja yang mudah bimbang mengenai jalan pikirannya sendiri. “Melalui sosialisasi moderasi beragama ini diharapkan siswa dapat terbebas dari faham radikalisme dan ekstrimisme dalam beragama yang belakangan ini marak terjadi di Indonesia bahkan di dunia”. Pungkas Ahmad Soleh
(Farid Hidayatullah/Rendy)