Advertisement
Pak Pri penjual batu pirus di pasar Andong Kota Salatiga |
Salatiga|MATALENSANEWS.com– Pasar Andong, yang terletak di depan Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Salatiga, menjadi daya tarik bagi para pecinta batu akik dengan berbagai pilihan batu yang mempesona. Salah satu batu yang banyak diminati adalah batu pirus, khususnya dari Persia dan Mesir, yang terkenal dengan keindahan serat emas dan warna toska khasnya.
Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa batu pirus berasal dari Semenanjung Persia, Iran, dan Mesir. Batu ini merupakan mineral tidak tembus cahaya yang berwarna toska, dianggap berharga karena keunikan warnanya. Nama "pirus" sendiri berasal dari kata dalam bahasa Arab, fairuz.
Batu pirus atau turquoise hadir dalam berbagai corak, yang paling umum bermotif seperti sarang laba-laba dengan warna dasar biru muda hingga hijau toska. Kandungan tembaga, besi, dan aluminium di dalamnya memberikan variasi warna yang menarik, mulai dari biru langit hingga hijau muda. Batu pirus dengan tingkat kekerasan antara 5 hingga 7 pada skala Mohs dianggap sebagai yang termahal, terutama jika memiliki perpaduan warna kristal yang indah atau serat merah yang sakral.
Pak Pri, seorang pedagang batu akik asal Gunungkidul, Yogyakarta, yang akrab dipanggil Ki Jogo Pesisir, telah lama berjualan batu pirus di Pasar Andong. Awalnya, Pak Pri hanya berdagang batu, tetapi kemudian tertarik untuk menekuni batu pirus sebagai hobi. “Awalnya berdagang biasa, tapi karena pirus memiliki keunikan dan pesona tersendiri, lama-lama jadi hobi,” ujar Pak Pri saat ditemui pada Senin (23/9).
Pak Pri menjelaskan bahwa batu pirus Persia lebih banyak diminati karena motif dan uratnya yang unik. “Setiap batu pirus memiliki karakter yang berbeda-beda, ada yang hijau kedondong, biru telor asin, hingga biru gradasi dengan urat emas atau hitam,” tambahnya.
Harga batu pirus di Pasar Andong cukup bervariasi, mulai dari Rp30 ribu hingga Rp2,5 juta, tergantung pada motif dan kualitasnya. Pak Pri menambahkan bahwa batu pirus Persia dikenal ramah di kantong ditempatnya hanya Rp100 ribu dan sering menjadi pilihan para pecinta batu akik dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga mancanegara.
“Pengiriman ke luar negeri juga terus meningkat setiap tahun, biasanya mereka memesan pirus yang belum dipoles,” jelasnya. Batu pirus sering dijadikan perhiasan seperti gelang, kalung, anting, hingga tasbih yang digemari oleh kaum perempuan dan laki-laki.
Pak Pri berharap agar tren batu pirus terus berkembang dan semakin banyak pecinta batu akik yang menyukai batu asal Persia dan Mesir ini. "Semoga batu pirus semakin dikenal dan dicintai masyarakat, baik di dalam maupun luar negeri," pungkasnya.
Di lapak tempat pak Pri juga menjual berbagai batu akik,ring (emban),pipa rokok dari berbagai jenis seperti tulang dan kayu serta berbagai benda bertuah lainnya.(Goent)