Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

Minggu, 22 September 2024, 12:16:00 PM WIB
Last Updated 2024-09-22T05:20:21Z
BERITA PERISTIWANEWS

Polisi Dalami Motif Penganiayaan Imam Masjid Al Hidayah di Sragen

Advertisement


SRAGEN,MATALENSANEWS.com– Seorang pria bernama Suhendar, yang juga merupakan jamaah di Masjid Al Hidayah, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, diduga melakukan penganiayaan terhadap imam masjid tersebut, Didik Nur Kiswanto. Kejadian ini terjadi setelah Suhendar merasa sakit hati karena sering ditegur korban terkait kebersihan masjid dan kedisiplinannya dalam melaksanakan shalat, Sabtu (22/9/24). 


Suhendar, yang melakukan penganiayaan menggunakan senjata tajam, kini telah diamankan oleh pihak kepolisian. Saat ini, pelaku sedang menjalani observasi kejiwaan di RSJD dr Arif Zainuddin, Surakarta, untuk memastikan kondisi mentalnya. Observasi tersebut akan berlangsung selama tujuh hari guna menentukan langkah hukum lebih lanjut.


Kapolres Sragen, AKBP Petrus Parningotan Silalahi, mengungkapkan bahwa pelaku diduga kesal karena sering ditegur oleh korban terkait kebiasaannya yang sering terlambat bangun untuk shalat subuh dan tidak menjaga kebersihan masjid.


"Pelaku dan korban sudah lama saling mengenal dan akrab. Korban bahkan memberikan tempat tinggal bagi pelaku di dekat masjid dan sering membantunya," jelas AKBP Petrus. Namun, teguran yang dilakukan korban terkait kedisiplinan dan kebersihan masjid diduga memicu kemarahan Suhendar, yang akhirnya berujung pada penganiayaan.


Foto Masjid Al Hidayah Dk. Sumberjo Rt. 013/008, Ds. Sambirejo, Kec. Plupuh, Kab. Sragen

Selama proses observasi, Suhendar ditahan di bawah pengawasan pihak berwenang. Polres Sragen juga bekerja sama dengan tenaga medis untuk memastikan bahwa proses hukum yang dijalani tetap mempertimbangkan kondisi mental pelaku.


Korban, Didik Nur Kiswanto, diketahui telah merawat dan memberikan perhatian kepada Suhendar selama bertahun-tahun, meski pelaku diduga mengalami gangguan kejiwaan akibat persoalan pribadi dan keluarga. Ironisnya, hubungan baik antara korban dan pelaku justru berakhir dengan insiden kekerasan ini.


Saat ini, kondisi mental Suhendar menjadi fokus perhatian dalam proses hukum yang sedang berlangsung, guna memastikan apakah ia dapat dimintai pertanggungjawaban secara hukum atau memerlukan penanganan medis khusus.(Goent)