Advertisement
SEMARANG|MATALENSANEWS.com-Calon Gubernur Jawa Tengah nomor urut 02, Ahmad Luthfi, mengajak masyarakat Jawa Tengah untuk tidak terpecah akibat perbedaan selama Pilkada. Menurutnya, perbedaan adalah rahmat yang harus dihargai demi menjaga persatuan dan gotong royong.
Ahmad Luthfi menyampaikan bahwa perbedaan pilihan dalam Pilkada sebaiknya tidak menjadi alasan untuk merusak nilai-nilai gotong royong di Jawa Tengah. Hal ini ia utarakan saat makan siang bersama anak muda lintas agama di Semarang pada Rabu (13/11/2024).
Luthfi menekankan pentingnya menjaga harmoni di tengah perbedaan dan menghindari kampanye hitam yang dapat memecah belah masyarakat.
"Jateng tidak boleh terbelah dengan black campaign. Kita harus saling menghargai dan saling menghormati, itu wong Jowo," ujar Luthfi.
Ia menambahkan, nafas Pancasila mengandung prinsip gotong royong dan Bhineka Tunggal Ika yang harus dijunjung tinggi, terutama dalam konteks suku, agama, ras, dan bahasa di Indonesia. Menurutnya, Pilkada seharusnya menjadi ajang untuk saling menghargai, bukan saling menyinggung.
"Ini pesta demokrasi, jadi harus meriah dan masyarakat kita ajak untuk turut berpartisipasi. Suara rakyat adalah suara Tuhan, itulah napas demokrasi di Jateng," lanjutnya.
Luthfi juga mengajak anak muda lintas agama untuk menjaga kerukunan dengan mempromosikan nilai-nilai toleransi. Ia mengharapkan peran mereka untuk menyebarkan perdamaian dan mencegah intoleransi yang dapat mengancam persatuan di Jawa Tengah.
Untuk memperkuat pesannya, Luthfi merujuk pada UUD 1945 Pasal 29 Ayat 2 yang menjamin kemerdekaan setiap warga untuk beribadat sesuai kepercayaan masing-masing. "Kita punya payung hukum, yaitu UUD 45 Pasal 29 Ayat 2. Setiap orang berhak beribadat sesuai agamanya, dan negara menjamin itu," tegasnya.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Ketua Umum Partai Solidaritas Nasional (PSI), Kaesang Pangarep, dan sejumlah tokoh agama dari berbagai kepercayaan yang ada di Jawa Tengah.
Dengan momen Pilkada yang tengah berlangsung, Luthfi berharap masyarakat Jawa Tengah dapat merayakannya dengan sukacita tanpa kehilangan persatuan. Ia juga memohon doa restu agar dapat menjadi pemimpin yang mengedepankan nilai-nilai persaudaraan dan keberagaman.(Aris Yanto)