Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

Senin, 28 April 2025, 8:51:00 PM WIB
Last Updated 2025-04-28T13:51:34Z
BERITA UMUMNEWS

Relokasi Pasar Pagi Salatiga Ditolak Pedagang, Wali Kota: "Suka atau Tidak Suka, Harus Pindah"

Advertisement


SALATIGA|
MATALENSANEWS.com— Rencana relokasi pedagang Pasar Pagi Salatiga menuai penolakan dari para pedagang. Wali Kota Salatiga, Robby Hernawan, menegaskan bahwa pemindahan pedagang dari sepanjang Jalan Jenderal Sudirman merupakan bagian dari program revitalisasi kawasan tersebut dan pembangunan Pasar Raya 2, yang akan dikembangkan menjadi pusat perbelanjaan modern.


"Suka atau tidak suka, pedagang Pasar Pagi harus pindah. Ini untuk mendukung rencana besar pembangunan Kota Salatiga," tegas Robby usai audiensi dengan perwakilan pedagang di Kantor Wali Kota, Senin (28/4/2025).


Pemerintah menawarkan Pasar Rejosari (Pasar Sapi) sebagai lokasi alternatif. Namun, Robby mengakui bahwa kelayakan pasar tersebut masih dalam tahap kajian.
"Kalau tidak memungkinkan, kami akan mencari solusi lain bersama," tambahnya.


Penolakan Pedagang


Rencana ini langsung mendapat tentangan dari pedagang Pasar Pagi. Mereka menilai Pasar Rejosari kurang strategis karena berdekatan dengan perempatan lampu merah dan markas prajurit TNI, yang dikhawatirkan akan mengurangi jumlah pengunjung dan menurunkan omzet.


"Kami menolak keras relokasi ke Pasar Rejosari. Lokasinya tidak mendukung aktivitas perdagangan kami," tegas Suniprat, salah satu perwakilan pedagang.


Pedagang mengingatkan, selama ini mereka berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan membayar retribusi Rp76.800 per bulan secara kolektif ke bank, meski tanpa penagihan aktif dari dinas terkait.
"Kami bukan pedagang liar. Kami rutin membayar retribusi dan ikut mendukung pembangunan kota," ujar eks Anggota DPRD Salatiga ini.


Harapan Pedagang


Pedagang berharap dilibatkan dalam proses relokasi untuk memastikan lokasi baru tetap menunjang aktivitas ekonomi mereka.


"Kami ingin tempat yang nyaman, akses mudah, dan tetap ramai pembeli. Jangan asal pindah," kata Suniprat.


Sementara itu, Robby Hernawan memastikan bahwa proses relokasi akan melibatkan sosialisasi intensif. Namun, waktu pelaksanaan belum dipastikan karena bergantung pada progres pembangunan dan masuknya investor.


"Kami akan terus melakukan kajian. Sosialisasi ini penting agar relokasi berjalan lancar," ujarnya.


Polemik ini memperlihatkan ketegangan antara program revitalisasi pemerintah dan keberlangsungan ekonomi rakyat kecil. Dialog intensif diharapkan menjadi jalan tengah untuk mengakhiri tarik ulur relokasi Pasar Pagi Salatiga.(Goent