Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

Minggu, 27 Juli 2025, 9:09:00 AM WIB
Last Updated 2025-07-27T02:09:31Z
BERITA UMUMNEWS

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Kritik Kepala Daerah yang Kembali Izinkan Study Tour: Anak Bukan Barang Dagangan

Advertisement

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi

Laporan : ErAngga


BANDUNG|MATALENSANEWS.com- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melontarkan kritik tajam kepada sejumlah wali kota dan bupati yang kembali memperbolehkan kegiatan study tour di sekolah-sekolah, meski pemerintah provinsi telah mengeluarkan kebijakan pelarangan. Ia menilai kebijakan tersebut tidak memiliki dasar akademik dan bahkan bermuatan eksploitasi terhadap anak-anak.


“Ada beberapa wali kota dan bupati yang menjadi tujuan wisata yang dibungkus oleh study tour mengalami kegelisahan, sehingga cenderung untuk memberlakukan kembali study tour di sekolah-sekolah dengan berbagai catatan,” ujar Dedi melalui akun Instagram resminya, Sabtu (26/7/2025).


Menurutnya, menjadikan siswa sebagai objek peningkatan kunjungan pariwisata adalah tindakan yang tidak hanya menyalahi prinsip pendidikan, tetapi juga bermasalah secara moral.


“Anak sekolah tidak boleh menjadi objek ekonomi, itulah mengapa saya melarang mereka dijadikan objek jual beli LKS, buku, dan seragam. Itu sama saja menjadikan mereka sebagai barang material yang dieksploitasi untuk keuntungan,” tegasnya.


Dedi menegaskan bahwa dunia pendidikan seharusnya terbebas dari unsur komersialisasi dan praktik eksploitatif. Ia mengingatkan, apabila para kepala daerah ingin meningkatkan sektor pariwisata di wilayah masing-masing, seharusnya dilakukan melalui perbaikan tata kota dan pelayanan publik, bukan melalui study tour siswa.


“Satu, tingkatkan kebersihan kota atau kabupatennya. Dua, jaga estetika kota—tidak boleh ada bangunan kumuh, sungai harus tertata, dan warisan budaya (heritage) harus dijaga estetika serta fungsinya,” jelasnya.


Ia juga menyinggung soal praktik pungutan liar yang kerap mencoreng wajah pariwisata daerah. Dedi meminta agar para wali kota dan bupati menertibkan parkir liar, calo tiket, serta menata pedagang agar mampu menyajikan produk yang berkualitas dan tidak memanfaatkan wisatawan secara tidak etis.


“Pemandu wisata juga harus dikembangkan dengan baik. Bangun keamanan di tempat wisata. Jika itu semua dilakukan, maka rasa nyaman akan muncul di benak wisatawan,” ujarnya.


Terakhir, Dedi mengingatkan pentingnya pembangunan infrastruktur penunjang agar tidak terjadi kemacetan saat musim liburan atau kunjungan wisata. Ia optimistis, jika daerah ditata dengan baik, wisatawan akan datang secara alami tanpa harus menjadikan pelajar sebagai alat promosi.


“Kalau semua dikembangkan oleh bupati dan wali kota, jangan khawatir. Wisatawan akan datang berbondong-bondong karena merasa nyaman,” pungkasnya.(*)