Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

Senin, 22 September 2025, 8:27:00 PM WIB
Last Updated 2025-09-22T13:27:28Z
BERITA UMUMNEWS

Kasus Keracunan MBG di Garut, BGN: Bukan 500 Pelajar, tapi 150 Siswa

Advertisement

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S Deyang

Laporan: ErAngga


GARUT |MATALENSANEWS.com– Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S Deyang memberikan klarifikasi terkait pemberitaan kasus keracunan paket Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang sebelumnya disebut menimpa 500-an pelajar.


Nanik menegaskan, berdasarkan hasil pengecekan bersama pihak kepolisian dan rumah sakit, jumlah pelajar yang mengalami gejala keracunan tercatat sebanyak 150 orang.


“Kan ditulis 400–500 sekian gitu, ternyata sudah saya cek benar dan saya sudah dapat data dari polisi, dari rumah sakit, 150 (pelajar),” ujar Nanik saat dihubungi, Minggu (21/9/2025).


Dari jumlah tersebut, 120 pelajar mengalami gejala muntah namun tidak sampai dirawat inap. Sementara 30 pelajar lainnya sempat mendapatkan perawatan satu hari di puskesmas sebelum akhirnya diperbolehkan pulang.


“150 itu, 120-nya langsung hari itu juga enggak dirawat, maksudnya cuma muntah, yang 30 sempat nginep di puskesmas dan sudah cuma satu hari pulang,” jelasnya.


Nanik menyayangkan pemberitaan sejumlah media yang menyebut korban keracunan MBG di Garut mencapai 500-an siswa. Ia menegaskan pihaknya memegang data resmi yang diverifikasi bersama kepolisian dan dinas kesehatan.


“Tetapi kan media memberitakan 500, kalau enggak percaya ini saya punya laporannya polisi. Jadi sekarang kita kerja sama juga dengan kepolisian, kerja sama dengan dinas kesehatan, jadi kita sekarang akan bekerja sama dengan berbagai pihak,” tambahnya.


Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, menyebutkan sebanyak 569 pelajar dari tingkat SD, SMP, hingga SMA di Kecamatan Kadungora diduga mengalami keracunan usai menyantap makanan dari program MBG pada Kamis (18/9/2025). 


Dari jumlah tersebut, 177 siswa mengalami gejala ringan, sementara 19 lainnya harus mendapat perawatan intensif di Puskesmas Kadungora.