Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

 



Kamis, 21 Mei 2020, 8:55:00 PM WIB
Last Updated 2020-05-22T08:39:50Z
NEWSSejarah dan Budaya

MEMPERINGATI HARI KEBANGKITAN NASIONAL ADALAH IBRAH UNTUK BANGKIT SECARA NASIONAL MELAWAN PENDEMI COVID -19

Advertisement
Oleh : Sofyan Mohammad
Dalam buku "The Art of Life Revolution" maka digambarkan adanya hukum kekekalan energi sebagaimana disampaikan oleh Isaac Newton.
MATALENSANEWS.com-Di penghujung bulan Romadhon 1441 H adalah hari yang cukup istimewa dan barangkali  luar biasa bagi seluruh masyarakat Indonesia, sebab di hari hari terakhir menjalankan ibadah puasa bangsa Indonesia memperingati hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada tanggal 20 Mei dan pada hari itu tepat pada hari dan malam malam sakral bagi umat Muslimin yang tengah menjalankan Ibadah puasa sebab pada malam malam berakhirnya bulan Romadhon diyakini jatuh sebagai malam yang lebih utama dari 1000 malam lainya yang kemudian disebut dengan malam Lailatul qodar.

Pada saat menjalankan Ibadah puasa maka kaum muslimin dihadapkan pada persoalan yang sangat serius karena dampak dari Pendemi (pagebluk) Covid -19. Wabah ini sungguh luar biasa karena telah menguras banyak fikiran dan energi, ancaman depopulasi akibat penyebaran virus, kegoncangan sendi sendi kehidupan sosial, problematik kondisi ekonomi yang terancam bangkrut, ancaman minus ketahanan pangan (kelaparan) serta adanya ketidak pastian kapan berakhirnya pendemi adalah kondisi riil yang dialami oleh hampir seluruh umat manusia pada saat ini, bagi umat beragama lebih diperparah karena adanya pembatasan aktifitas keagamaan yang bersifat kolektif (berjamaah) kondisi kondisi demikian maka seakan akan kita semua dilepas ditengah hutan belantara yang tak berujung dan bertepi hal demikian adalah gambaran umum suasana bathin seluruh masyarakat terdampak Covid - 19.

Pendemi telah menciptakan kecemasan secara kolektif, karena hal tersebut maka harus ditemukan formulasi untuk tindakan recovery  guna menghilangkan rasa cemas dan syndrom untuk kembali memupuk rasa percaya diri dan optimistik.

Melacak sejarahnya maka ikhkwal terjadinya Kebangkitan Nasional adalah diawali dengan adanya kegelisahan secara kolektif atas adanya imperialisme dan kolonialisme secara fisik maupun idiologi pada saat itu, yang menimbulkan kesadaran nasional untuk melakukan gelombang dan gerakan perlawanan yang ditandai dengan adanya dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 dan Ikrar Soempah Pemoeda pada tanggal 28 Oktober 1928.

Hari kebangkitan nasional diperingati karena kita harus menyadari jika kita merupakan bangsa yang besar dan kita berikrar untuk tidak mau melupakan sejarah karenanya kita harus mampu bercermin pada sejarah yang telah berlangsung kemudian dari peringatan hari Kebangkitan Nasional tersebut maka kita akan mendapat banyak pelajaran berharga dengan banyak mengambil hikmah yang terpetik.

Kebangkitan Nasional pada saat itu dipelopori oleh tokoh yang bernama Dr.Wahidin Sudirohusodo yang merupakan seorang visioner dengan kesadaran kritisnya ingin berbuat sesuatu guna melakukan perubahan pada bangsanya selanjutnya gagasan dan cita-cita mulia tersebut  menyebar kepada seluruh mahasiswa kedokteran pada jaman itu yang merupakan asal muasal dari kemunculan Budi Utomo.

Memperingati kebangkitan Nasional adalah sebuah refleksi dan telaah atas sejarah dimana sejarah pada prinsipnya merupakan etalase untuk membuka jalan masa depan manusia melalui pintu "past event" agar dapat mengambil intisari hikmah dalam pesan-pesan yang  positif, dengan menoleh pada aras sejarah maka kita bisa mengambil "ibrah" atau pesan positif menuju peningkatan aspek peradaban.

Bertolak dari sejarah Kebangkitan Nasional maka ibrah yang dapat kita nukil adalah adanya fragmen cita cita mulia dan luhur untuk merubah keadaan bangsa dan negara, dimana cita cita luhur tersebut merupakan energi positif karenanya mampu menjelma menjadi pendorong untuk bangkit yang didasari oleh rasa cintanya terhadap masyarakat Indonesia yang menderita, energi itu selanjutnya menjadi pemantik sikap tindak untuk bangkit melakukan sesuatu bagi masyarakat dan bangsa, yang dari situlah pada akhirnya terbentuklah sebuah perkumpulan sebagai media gerakan untuk melakukan perubahan.

Cita cita luhur dan rasa cinta terhadap bangsa dan negara adalah sebuah energi positif sebagai kekuatan yang tidak nampak secara kasat mata namun nyatanya mampu membantu untuk melakukan perubahan, berkembang dan memenuhi segala keinginan dalam hidup.

Dalam buku "The Art of Life Revolution" maka digambarkan adanya hukum kekekalan energi sebagaimana disampaikan oleh Isaac Newton. “bahwa setiap energi di bumi ini tidak pernah hilang dari kehidupan, tetapi hanya sekadar berubah bentuk yang artinya setiap orang pada dasarnya bisa berubah dan dapat melakukan perubahan, demikian jangankan manusia, benda matipun juga bisa, hal ini berdasarkan bukti dari penelitian yang dilakukan oleh Masaru Emoto (seorang peneliti Jepang) yang menyatakan bahwa energi positif tidak hanya mempengaruhi manusia, tetapi juga benda-benda di lingkungan sekitar kita, selanjutnya dalam buku
"Personal Leadership" Richard W James menyebutkan “Energi adalah kekuatan yang tidak terlihat, yang mampu membantu kita melakukan perubahan, berkembang dan memenuhi keinginan dalam hidup, sejumlah contoh ia sebut sebagai energi, antara lain energi Tuhan, spirit, cinta, momentum maupun aliran kehidupan yang artinya setiap hari, jam, menit bahkan detik, energi itu akan cepat mempengaruhi diri kita, misalnya satu energi yang tak terlihat, yaitu energi adanya Tuhan dimana ketika kita terkena musibah bencana atau wabah yang dapat meluluh lantakkan harta benda maupun nyawa, namun jika kita percaya akan adanya energi Tuhan maka kita akan tetap tabah dan tawakal sehingga kita tidak akan larut dalam kesedihan yang dalam dan berlebih lebihan, hal demikian karenanya adanya energi Tuhan yang merupakan energi tidak tampak, namun nyata menjadi energi positif.

Dalam beberapa metodologi maka energi positif tetap akan bersumber pada alam fikiran kita yang kemudian disebut dengan tehnik kekuatan fikiran karenanya teknik kekuatan pikiran tersebut banyak dipergunakan oleh orang orang sukses dibeberapa belahan dunia untuk meningkatan kualitas hidup mereka bahkan tak kurang kekuatan fikiran tersebut juga dipergunakan untuk  merubah (to sway) suatu keputusan yang sudah terlanjur diambil, tehnik pemikiran ini populer disebut teknik "State of Mind Control".

Teknik State of Mind Control bertolak dari model pola pikir atas kesadaran manusia yang dapat dibedakan sebagai pikiran sadar (conscious mind) dan pikiran bawah sadar (Unconscious mind).  Pikiran sadar merupakan pikiran yang menggunakan akal sehat dan logika (silogisme) yaitu berpikir secara sadar dan secara logis untuk  menetapkan sesuatu atau memutuskan pilihan tertentu, sedangkan pikiran bawah sadar merupakan pikiran yang menerima  informasi yang telah dianalisis dan diterima oleh pikiran sadar secara  serta merta. Pikiran bawah sadar tidak memikirkan alasan-alasan apa yang  mendasari informasi tersebut, tidak menganalisis namun hanya menerima  informasi itu secara otomatis, untuk bagian ini maka pikiran bawah sadar akan berfungsi untuk menyimpan memori jangka panjang, emosi, kebiasaan, intuisi, kreativitas, dan kepribadian.

Tehnik untuk dapat menemukan energi positif melalui kekuatan fikiran adalah melalui metode self reframing atas diri sendiri, yaitu suatu teknik komunikasi dengan diri sendiri yang bertujuan untuk memberikan suatu sudut pandang yang berbeda dari cara pandang sebelumnya. Self reframing tersebut dapat dimulai dengan mengatakan pada diri sendiri bahwa dalam setiap peristiwa yang kita hadapi tidak ada yang sia-sia kecuali diri sendirilah yang akan mensia-siakannya.

Sikap bersyukur akan terjadi setelah kita mampu mereframing diri saya sendiri, karena dari situlah senyatanya diri telah mampu melalui proses pemetaan guna mencapai titik sore spot yang bermuara pada keyakinan jika yang sudah terjadi adalah sesuatu hal yang tidak akan sia sia begitu saja, namun ada hikmah dan manfaat setelahnya dan itu adalah yang terbaik hal demikian ini disebut dengan sumber kekuatan Tuhan. Jika hal itu dapat kita lalui maka praktis hati menjadi damai tenang dan damai sehingga break state telah berhasil. State negatif yang memiliki kurva menurun telah terpotong dan menjadi netral setelah itu dengan melakukan reframing dan kembali mengurut sore spot yang disertai afirmasi positif berupa ucapan syukur, state netral berubah menjadi state positif yang memiliki kurva naik yang menyebarkan energi positif sehingga menjadikan feel good atau suasana yang baik.

Bagi umat muslimin tentu sangat menyakini jika bulan Romadlon adalah bulan yang sangat istimewa karena semua amalan ibadah akan berlipat ganda pahalanya demikian dipenghujung bulan Romadlon semakin istimewa karena terdapat Lailatul Qodar yang mana kebaikannya melebihi 1000 malam yang mana semua doa doa kebaikan yang terurai akan ijabah atau di kabulkan.

Doa adalah ruh yang bekerja bersamaan dengan keyakinan yang teguh dalam situasi itu energi positif tercipta break state berhasil karena kurva positif bekerja secara maksimal dan sebaliknya state negatif memiliki kurva menurun telah terpotong dan menjadi netral, sehingga berdoa adalah media efektif melakukan freming.

Berdoa dimalam malam akhir bulan Romadhon disertai berbaga amalan ibadah diperkuat dengan cara pandang dan pemikiran untuk bergerak dan  bertindak guna berbuat sesuatu terhadap masyarakat sekitar yang dilandasi semangat kecintaan terhadap Agama, Nusa dan Bangsa dengan mengambil inspirasi dan ibrah atas peringatan Kebangkitan Nasional adalah salah satu cara yang paling efektif untuk melakukan recovery untuk bangkit melawan segala bentuk keterpurukan dan keterputusasaan akibat badai Pendemi Covid -19.

Memperingati hari Kebangkitan Nasional pada saat ini sudah selayaknya kita semua selaku warga negara yang memiliki kecintaan terhadap Bangsa dan Negara harus mampu bergerak dengan cara menerapkan pola berfikir dengan teknik State of Mind Control secara kolektif dengan memaksimalkan kinerja fikiran guna self reframing secara kolektif pula dengan demikian sampai pada sore spot yang bermuara pada keyakinan kolektif  jika badai Pendemi Covid -19 cepat berlalu dan kehidupan berbangsa dan bernegara akan kembali normal bahkan jauh lebih maju dan sejahtera.

Tulisan ini adalah secuil gagasan untuk melawan tragedi kemanusiaan secara global terbesar pada abad ini, meski disadari ada banyak sekali gagasan gagasan besar yang jauh lebih baik dan banyak pula kisah kisah yang terserak di mana-mana, sehingga tulisan ini merupakan salah satu usaha untuk memunguti serpihan-serpihannya dan berusaha membantu sekaligus memahami apa yang sesungguhnya sedang terjadi, sekali lagi tulisan singkat ini adalah iktiar untuk sesuatu yang besar guna memperkuat kehidupan kita sebagai penduduk dunia di masa depan.

Belajar dari Pendemi ini

Belajar dari Kebangkitan Nasional.

Semoga Allah SWT Meridhoi.

Lahumul Fatihah.

Daftar Bacaan :
1. Eko Jalu Santoso, The Art of Life Revolution,  Elex Media Komputindo, 2007.
2. Daniel H. Pink,  When : The Scientific Secrets of Perfect Timing, Penguin Publishing Group, 2008
3. Richard E James, Personal Leadership, Pendekatan Praktis Menuju Kemandirian Pribadi dan Organisasi, LPPM, 2007.

Penulis adalah masyarakat desa terdampak Pendemi Covid - 19