Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

 



Selasa, 07 Juli 2020, 1:28:00 PM WIB
Last Updated 2020-07-07T06:40:31Z
BERITA UMUMNEWS

Premium dan Pertalite Dihapus, Masyarakat Sangat Diuntungkan

Advertisement
Foto : ilustrasi SPBU 
MATALENSANEWS.com-Pemerintah akan menghabus BBM jenis Premium dan Pertalite,Hal inindikarenakan Dua jenis bahan bakar minyak (BBM) itu memiliki kandungan RON rendah sehingga dianggap tidak ramah lingkungan, Selasa (7/7/20).

Untuk diketahui, Premium mempunyai kandungan RON 88 dan Pertalite punya RON 90. Rencana penghapusan kedua BBM itu sudah berhembus dan beredar luas di masyarakat sejak beberapa pekan terakhir.

Mas’ud Khamid selaku CEO Trading & Marketing Retail Pertamina,pada awal bulan lalu menegaskan, "Pertamina hanya sebagai operator dan hanya mengikuti perintah regulator". Karena itu, jika memang dalam regulasi ada disebutkan menghapus Premium dan Pertalite, maka Pertamina akan menjalankannya.

Pertamina saat ini memiliki empat produk yakni BBM Premium, Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo. Jika mengacu pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memang hanya ada dua produk yang dinilai ramah lingkungan, terang Mas’ud Khamid.

“Ya kita kalau batasan ramah lingkungan dari KLHK ya kita punya Pertamax dan Pertamax Turbo,” kata dia seperti dilansir dari detikcom.

Mas’ud menegaskan, Pertamina tidak memiliki wewenang dalam penghapusan produk BBM termasuk Premium. Pihaknya hanya akan menjalankan keputusan yang diambil pemerintah.

“Ya tanya regulatornya, kita dukung yang terbaik. Perkara aturannya seperti apa kita ikuti,” tutupnya.

Bikin untung masyarakat :
Bagaimana bila Premium dan Pertalite benar-benar dihapus? Ternyata, ada beberapa keuntungan yang bisa dinikmati masyarakat apabila BBM dengan RON rendah itu dihapus.

Dilansir dari detikcom, Senin (7/6/20), Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin mengatakan, keuntungan yang bisa dipetik masyarakat dari penghapusan Premium dan Pertalite adalah berkurangnya biaya perawatan kendaraan.

Menurut Ahmad, selama ini masyarakat tidak sadar sudah terbebani biaya tinggi untuk perawatan kendaraan karena menggunakan BBM dengan kadar RON rendah.

“Selain emisi lebih buruk, kendaraan bisa rusak. Jadi selama ini pemilik kendaraan itu nggak sadar terbebani biaya tinggi dari kerusakan kendaraan karena BBM Premium dan Pertalite,” ujarnya.

Ahmad mengatakan, semua bagian pembakaran pada mesin kendaraan paling rawan terkena imbas penggunaan Premium dan Pertalite. Hal ini bisa membuat masyarakat bolak balik ke bengkel untuk merawat kendaraannya.

“Dia berkali-kali ke bengkel, padahal bisa lebih minim dari itu. Selama pakai Premium atau Pertalite busi bisa cepat rusak, piston, bahkan seher mesti bolak-balik ganti. Semua bagian pembakaran kena,” ungkap dia.

“Kemudian, tune up misalnya sampai 16 kali padahal setahun sekali setahun dua kali aja bisa kalau BBM-nya bagus,” sambung Ahmad.

Hal senada juga disampaikan Direktur Executive Energy Watch, Mamit Setiawan. Menurut dia, masyarakat akan lebih untung menggunakan BBM RON tinggi, karena dapat memelihara mesin kendaraan. Tanpa Premium dan Pertalite, menurut dia, perawatan mesin bisa lebih minim dan murah.

“BBM RON tinggi ini kan lebih bagus, membuat kompresi mesin lebih bagus. Akhirnya mesin kendaraan bisa berlari lebih jauh, perawatan juga lebih minim dan murah,” kata Mamit.

Ia menyebutkan, sebetulnya masyarakat pun sudah mulai mengurangi penggunaan BBM Premium. Penggunaan paling minim saat ini masih Pertamax, namun penggunaan Premium menjadi jenis BBM kedua juga termasuk yang paling sedikit dipakai.

“Toh konsumsi Premium secara nasional sudah nggak terlalu tinggi, memang paling rendah masih Pertamax tapi sekarang sudah ada penurunan. Sekarang sampai Juni penggunaan Premium itu 24 persen dari keseluruhan,” pungkasnya.(Red/01)