Advertisement
Laporan : Aris Yanto
Semarang|MATALENSANEW.com– Polrestabes Semarang resmi meluncurkan operasi bersandi ‘Ops Aman Candi 2025’ sebagai bagian dari gerakan nasional pemberantasan premanisme. Operasi ini merupakan tindak lanjut dari ‘Ops Aman Nusa 2025’ yang dicanangkan Mabes Polri sejak 1 Mei lalu dan bertujuan untuk menciptakan ketertiban umum serta iklim investasi yang kondusif, Sabtu (10/5/24).
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol M Syahduddi, memimpin langsung pelaksanaan operasi yang difokuskan pada wilayah-wilayah rawan kejahatan di Kota Semarang. Dalam apel Kegiatan Rutin yang Ditingkatkan (KRYD) di Pos Zebra Simpang Lima, ia didampingi jajaran Perwira Utama Polrestabes, anggota TNI, dan Satpol-PP Kota Semarang. Kekompakan antarinstansi ini menegaskan komitmen bersama dalam menanggulangi premanisme.
"Selama bertugas, utamakan keselamatan dalam menjalankan tugas," tegas Kombes Pol Syahduddi dalam arahannya. Ia juga mengingatkan seluruh personel untuk selalu bertindak profesional dan menghindari tindakan berlebihan yang bisa mencederai citra institusi.
Hasil operasi pada malam yang sama menunjukkan dampak langsung. Kasatreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Andika Dharma Sena, menyampaikan bahwa 27 orang telah diamankan. “Kami menangkap 26 orang karena terlibat dalam praktik parkir liar dan menjadi ‘pak ogah’. Satu orang lainnya ditangkap karena membawa senjata tajam, yang motifnya masih kami dalami,” jelasnya.
Selain penindakan premanisme, ‘Ops Aman Candi 2025’ juga menyasar penertiban parkir liar. AKBP Andika menekankan pentingnya legalitas dan kepatuhan juru parkir terhadap aturan Dinas Perhubungan, termasuk pendaftaran resmi dan tarif parkir yang sesuai. Ia memperingatkan bahwa praktik menaikkan tarif secara sepihak, terutama saat akhir pekan, tidak akan ditoleransi.
Operasi ini mengirimkan pesan kuat bahwa segala bentuk premanisme tidak akan diberi ruang di Kota Semarang. Polrestabes Semarang mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan tertib dengan melaporkan segala bentuk gangguan keamanan.
Kolaborasi antara kepolisian, TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan operasi ini, dalam rangka menjadikan Semarang sebagai kota yang aman, nyaman, dan ramah bagi semua.(*)