Advertisement
Demak,MATALENSANEWS.com— Ribuan warga memadati ruas jalan Pantura Demak-Semarang, tepatnya di wilayah Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, untuk mengikuti Istigasah Kemanusiaan yang digelar oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Demak, Minggu (15/6/2025). Doa bersama tersebut ditujukan sebagai bentuk keprihatinan dan harapan akan segera berakhirnya bencana rob yang telah puluhan tahun melanda pesisir utara Demak.
Acara istigasah dimulai sekitar pukul 15.00 WIB dan berlangsung hingga menjelang maghrib. Ribuan warga tampak mengenakan pakaian serba putih dan seragam khas NU, berdiri di jalanan yang telah tergenang air rob, memanjatkan doa dengan khusyuk.
Salah satu peserta istigasah, Jumarni (64), warga setempat, menyampaikan bahwa ini merupakan kali pertama istigasah digelar secara besar-besaran di wilayahnya. Meski menyambut baik doa bersama tersebut, ia berharap pemerintah juga bertindak nyata.
“Rumah saya sini, setiap hari kena rob. Kalau istigasah tok nggak dibangun ya nggak selesai robnya. Harusnya istigasah ya dibangun juga. Ndang dicor. Mesakke wargane,” ujarnya lirih kepada awak media.
Ia menambahkan, hampir setiap lima tahun dirinya harus meninggikan rumah yang sudah terendam air laut pasang. “Rumah di sini kayak nyewa. Bangun tiap lima tahun habis Rp100 juta. Tapi ya gimana, lahir di sini, cari makan di sini. Pindah ke mana-mana juga rob,” keluh Jumarni.
Lebih lanjut, Jumarni juga mengungkapkan kerusakan kendaraan akibat rob. “Kerja setahun belum dapat motor, motornya sudah rusak. Walau dicuci, tetap keropos karena tiap hari kena air rob,” imbuhnya.
Ketua PCNU Demak, Aminudin Mas’udi, dalam sambutannya menuturkan bahwa bencana rob telah merenggut banyak aspek kehidupan warga pesisir Demak. “Masjid kami, rumah kami, musala kami, tempat bermain anak-anak kami hanyut terbawa arus laut,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Ia juga memohon agar para pemimpin bangsa diberi hidayah untuk segera mengambil langkah nyata.
“Ya Allah, tunjukkan jalan-Mu kepada bupati kami, gubernur kami, presiden kami. Ampuni dosa kami dan para pemimpin kami,” doa Aminudin yang diamini ribuan jamaah.
Koordinator kegiatan, Musta’in, mengatakan bahwa istigasah ini menjadi bentuk keprihatinan masyarakat Nahdliyin atas bencana rob yang belum terselesaikan sejak tahun 2001. Ia menyoroti lemahnya penanganan pemerintah daerah yang tak mampu menanggulangi rob yang kian meluas.
“Air rob kini tidak hanya menggenangi pemukiman, tapi juga jalan raya dan menenggelamkan desa-desa di Sayung, Karang Tengah, Bonang, hingga Wedung,” beber Musta’in.
Ia berharap pemerintah pusat segera turun tangan. “Harapannya Pak Presiden Prabowo, Menteri PUPR, ATR, hingga Mensegneg bisa melihat langsung kondisi ini. Demak yang dulu pusat peradaban Islam, kini justru menjadi korban bencana yang tak kunjung usai,” tegasnya.
Terkait lokasi pelaksanaan istigasah di tengah jalan Pantura yang tergenang, Musta’in menyebut hal itu sebagai simbol dan pesan nyata kepada para pemimpin.
“Kami sengaja pilih tempat ini agar para pejabat bisa lihat sendiri, rasakan sendiri, bahwa rob ini sudah sampai ke jalan utama,” tandasnya.
Kontributor : Farid/Randy