Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

Jumat, 18 Juli 2025, 3:01:00 PM WIB
Last Updated 2025-07-18T08:01:40Z
BERITA UMUMNEWS

Produksi Minyak Sumur Tua di Blora Tembus 206 Barel per Hari, Ditargetkan Naik di 2025

Advertisement


Laporan : S Boyong/ErAngga


BLORA|MATALENSANEWS.com-Pertamina EP Cepu melalui kerja sama dengan mitra lokal terus mengoptimalkan produksi minyak dari 260 titik sumur tua di wilayah Kabupaten Blora. Hingga pertengahan 2024, jumlah produksi mencapai 206 barel minyak mentah per hari dan ditargetkan meningkat menjadi 215 barel per hari pada 2025.


Dari total 260 titik sumur tua tersebut, 190 berada di wilayah Ledok, Kecamatan Sambong dan 70 titik lainnya di Semanggi, Kecamatan Jepon.


“Ledok 190 titik sumur tua. Semanggi 70 titik sumur tua. Aktif dikelola Pertamina,” ungkap Direktur Utama Blora Patra Energi (BPE), Gini Nurbaskoro, saat ditemui di Ledok, Kamis (17/7/2025).


Gini menjelaskan, produksi minyak mentah dari sumur tua terus menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Seluruh produksi diserahkan kepada Pertamina dengan biaya angkat sebesar Rp5.200 per liter.


“260 sumur, tahun 2024 kemarin per hari 206 barel per day. Dibanding tahun sebelumnya ada kenaikan produksi. Target di 2025 yaitu 215 barel per day,” bebernya.


Selain 260 titik aktif, masih terdapat sekitar 50 sumur tua lain yang belum bisa dioperasikan karena berbagai kendala teknis maupun administratif.


Legalitas Sumur Masyarakat Diatur Lewat Permen ESDM


Kunjungan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia ke Lapangan Ledok, Kecamatan Sambong, menandai komitmen pemerintah dalam mendukung pengelolaan sumur tua oleh masyarakat secara legal dan berkelanjutan.


Kunjungan ini dilakukan usai terbitnya regulasi baru yakni Peraturan Menteri ESDM No. 14 Tahun 2025 tentang Kerja Sama Pengelolaan Bagian Wilayah Kerja untuk Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi. Regulasi tersebut membuka ruang bagi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), koperasi, hingga UMKM untuk ikut mengelola sumur marginal.


“Yang penting adalah masyarakat bisa menjalankan aktivitasnya dengan baik, jadi tidak rasa waswas. Dan mereka legal, supaya lingkungannya kita jaga,” kata Bahlil.


Efisiensi dan Dampak Ekonomi Nyata


Menurut Bahlil, optimalisasi sumur tua merupakan strategi efisien karena memanfaatkan infrastruktur dan cadangan minyak yang sudah tersedia. Ia mengungkapkan, satu sumur rakyat mampu memproduksi 3 hingga 5 barel per hari.


“Setelah saya mengecek, satu sumur masyarakat itu bisa mendapatkan tiga barel sampai dengan lima barel,” jelasnya.


Dengan asumsi satu barel setara 159 liter dan harga ICP sekitar USD70 per barel, maka pendapatan dari satu sumur bisa mencapai lebih dari Rp2 juta per hari. Hal ini tidak hanya menyumbang produksi nasional, tetapi juga membuka banyak lapangan kerja.


“Satu sumur tenaga kerjanya itu bisa 10 orang. Jadi ini menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Terus pendapatan masyarakat perputaran ekonominya ada,” tambah Bahlil.


Delapan Struktur Aktif di Lapangan Cepu


Sebagai informasi, wilayah kerja Lapangan Cepu saat ini memiliki delapan struktur aktif yang dikelola bersama antara Pertamina EP selaku Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dengan mitra lokal seperti KUD dan BUMD. Delapan struktur itu meliputi: Wonocolo, Dandangilo, Ngrayong, Ledok, Semanggi, Banyubang, Gegunung, dan Gabus.