Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

Senin, 04 Agustus 2025, 10:50:00 PM WIB
Last Updated 2025-08-04T15:50:28Z
BERITA PERISTIWANEWS

Viral Siswi SD Lewat Sungai, Kini Orang Tuanya Diminta Warga Pindah dari Lingkungan di Semarang

Advertisement


Laporan : Djoko S


SEMARANG|MATALENSANEWS.com-Juladi Boga Siagian (54), orang tua dari siswi SD yang sempat viral karena harus berangkat sekolah melintasi sungai, kini diminta warga untuk angkat kaki dari tempat tinggalnya di Lamongan, Kelurahan Bendan Ngisor, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.


Spanduk penolakan atas keberadaan Juladi dipasang warga di pagar masuk menuju tempat tinggalnya. Dalam spanduk itu tertulis: "Warga RT07/RW01 Kelurahan Bendan Ngisor menolak warga atas nama Juladi Boga Siagian. Warga mengimbau untuk yang bersangkutan dapat segera pindah dari RT07/RW01 Kelurahan Bendan Ngisor."


Ketua RT setempat, Sugito, membenarkan bahwa spanduk tersebut merupakan inisiatif warga yang merasa resah. Bahkan, menurutnya, petisi penolakan sudah lebih dulu beredar.


"Iya itu kehendak warga, ada petisi juga," ujar Sugito saat ditemui di rumahnya, Senin (4/8/2025).

 

Beberapa hal yang disebut menimbulkan keresahan warga di antaranya peliharaan anjing milik Juladi yang dilepasliarkan, serta tumpukan sampah di tepi jalan. Juladi sendiri diketahui bekerja sebagai pengepul barang bekas (rosok).


"Seperti memelihara anjing yang diliarkan dan soal sampah," tambah Sugito.

 

Dalam petisi yang beredar, warga juga menyebut Juladi pernah mengancam warga dengan celurit, anjing miliknya menyerang hewan peliharaan warga lain, serta bau tidak sedap dari sampah yang dikumpulkannya. Selain itu, Juladi juga dinilai tidak aktif dalam kegiatan warga.


Juladi Membantah dan Anggap Masalah Dicampuradukkan


Juladi mengaku terkejut dan menyayangkan adanya spanduk tersebut. Menurutnya, berbagai permasalahan personal warga sengaja digabungkan dengan kasus hukum sengketa lahan yang tengah dia hadapi.


"Kenapa masalah personal digabungkan dengan masalah penyerobotan tanah?" katanya.
"Cuma digabung-gabungkan dengan orang-orang yang mungkin sentimen... ada yang suka dan nggak suka."

 

Ia membantah tudingan soal anjing dan sampah. Menurutnya, anjing yang dilepas tetap diawasi dan selalu dimasukkan ke dalam rumah saat malam. Sementara sampah yang dikeringkan adalah kertas atau kardus basah yang akan dijual kembali.


"Saya jemur itu bukan sampah. Itu kertas-kertas yang saya jemur... setelah kering saya ambil dan bersihkan kembali."

 

Juladi juga mengklarifikasi soal tuduhan tidak bersosialisasi. Ia mengatakan lebih memilih fokus bekerja untuk menghidupi istri dan anaknya ketimbang terlibat dalam kegiatan lingkungan yang menurutnya sarat gosip dan blok-blokan.


"Saya dari subuh sampai sore nyari barang untuk anak-istri. Arisan pun saya nggak pernah diundang. Kalau kumpul, malah ngomongin orang," jelasnya.

 

Ia berharap, jika memang diusir, warga bisa memberinya solusi tempat tinggal baru. Saat ini, Juladi tinggal bersama istri dan anak perempuan yang masih kecil.


"Tolong kasih solusi saya tinggal di mana," tegasnya.


Latar Belakang: Sengketa Lahan dan Viral Siswi SD


Sebelumnya, anak Juladi sempat menjadi perhatian publik setelah videonya berangkat sekolah melewati sungai viral di media sosial. Hal ini terjadi karena akses keluar dari rumahnya ditutup pagar seng sejak 24 Juli 2025 akibat sengketa lahan.


Juladi mengaku membeli lahan tersebut dari seseorang bernama Zaenal, namun tidak memiliki bukti resmi pembelian. Saat ini, lahan tersebut dimiliki Sri Rejeki. Juladi pun telah divonis 3 bulan penjara dengan masa percobaan 6 bulan atas kasus penyerobotan tanah.


Mediasi antara Juladi dan pemilik lahan sempat dilakukan namun berakhir buntu (deadlock). Hingga kini, akses rumah Juladi masih tertutup dan anaknya masih harus melintasi sungai untuk berangkat sekolah.