Advertisement
KLATEN|MatalensaNews.com – Kasus dugaan keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kali ini menimpa puluhan siswa SMPN 1 Wedi dan beberapa sekolah lain di Kecamatan Wedi. Hingga Kamis (9/10/2025) siang, jumlah korban terus bertambah sejak kejadian pertama pada Rabu (8/10) kemarin.
Pada pukul 10.25 WIB, tiga siswa SMPN 1 Wedi dibawa menggunakan ambulans ke Puskesmas Wedi untuk menjalani observasi. Ketiganya terdiri dari dua siswi dan satu siswa laki-laki. Setelah dilakukan pemeriksaan, para korban kemudian dirujuk ke RSD Bagas Waras Klaten karena mengalami gejala berat berupa muntah-muntah dan lemas.
Petugas medis di Puskesmas Wedi dibantu relawan, BPBD, TNI, dan Polri terlihat hilir-mudik mengevakuasi siswa ke rumah sakit. Sementara itu, tim TRC BPBD Klaten menyiapkan 10 tempat tidur lapangan di halaman puskesmas untuk antisipasi lonjakan pasien.
Personel TRC BPBD Klaten, Sri Harjono, mengatakan sebagian siswa sudah membaik setelah mendapat perawatan.
“Sampai di RS kondisinya membaik, hanya satu siswa yang masih muntah. Semua sudah ditangani dengan baik,” ujar Sri Harjono, Kamis siang.
Hingga pukul 10.45 WIB, total 35 siswa tercatat menjadi korban. Rinciannya, satu siswa masih diobservasi di puskesmas, 19 menjalani rawat jalan, dan 15 lainnya dirujuk ke RSD Bagas Waras.
Korban dari Sekolah Lain Juga Terdata
Tidak hanya siswa SMPN 1 Wedi, dugaan keracunan juga dialami oleh siswa sekolah lain di Kecamatan Wedi. Salah satunya AR (11), siswi kelas VI SDIT Bahrul Ulum, Desa Kadibolo. Ia mengalami gejala diare, pusing, dan sakit perut setelah mengonsumsi makanan dari program MBG.
“Gejalanya diare, pusing, dan sakit perut. Kemarin anak saya juga dapat makanan MBG dari dapur SPPG, sama seperti yang di SMPN 1 Wedi,” ujar ibu AR yang enggan disebutkan namanya.
Menurut sang ibu, gejala baru muncul sekitar pukul 02.00 WIB dini hari, lalu anaknya segera dibawa ke Puskesmas. Saat ini kondisi AR berangsur membaik setelah mendapat penanganan medis.
Orang tua siswa lain, Semi, menceritakan anaknya AE (12), siswa kelas VII SMPN 1 Wedi, juga mengalami muntah hebat setelah makan menu MBG.
“Anak saya ikut makan MBG shift pagi hari Rabu. Menunya ayam, sayur, nasi, pisang, dan susu. Katanya ayamnya agak bau,” kata Semi saat ditemui di UGD Puskesmas Wedi.
Keterangan Dinas Kesehatan dan Pihak Kecamatan
Kepala Dinas Kesehatan Klaten, dr. Anggit Budiarto, menjelaskan bahwa kegiatan belajar di SMPN 1 Wedi dibagi menjadi dua sif. Adapun siswa yang mengalami gejala keracunan merupakan peserta sif pagi yang berjumlah sekitar 384 siswa.
“Dengan adanya kejadian ini, makanan untuk sif siang tidak dibagikan dan ditunda sementara,” jelas Anggit, Rabu (8/10).
Anggit menambahkan, dalam pelaksanaan program MBG, pihaknya telah memberikan pembekalan dan memastikan standar prosedur operasional (SOP) dapur penyedia makanan sesuai ketentuan. Namun, timnya kini tengah melakukan tracing untuk memastikan penyebab pasti kasus tersebut.
Sementara itu, Camat Wedi, Widaya, mengatakan makanan MBG didistribusikan sekitar pukul 09.00 WIB, dan satu jam kemudian sejumlah siswa mulai menunjukkan gejala mual, pusing, dan muntah.
“Yang makan sekitar jam 09.00, dan sekitar jam 10.00 sudah ada gejala. Tim gizi Puskesmas langsung turun ke lokasi,” kata Widaya.
Menurutnya, distribusi untuk sif siang langsung dihentikan begitu laporan kasus pertama diterima.
“Pelaksana tidak berani melanjutkan. Kami menunggu hasil pemeriksaan dari Dinas Kesehatan,” tambahnya.
Hingga kini, tim gabungan dari Dinas Kesehatan Klaten, BPBD, Polri, dan TNI masih melakukan pemantauan terhadap kondisi para siswa yang dirawat serta pengambilan sampel makanan MBG untuk uji laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium akan menjadi dasar penentuan langkah hukum maupun evaluasi pelaksanaan program MBG ke depan.(Red/GT)