Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

 





 


Sabtu, 19 September 2020, 6:48:00 PM WIB
Last Updated 2020-09-19T11:48:32Z
NEWSPolitik

Jerry Massie: Biden Ungguli Jajak Pendapat, Belum Tentu Menang Juga

Advertisement
Direktur Political and Public Policy (P3S) Jerry Massie PhD
Jakarta,MATALENSANEWS.com-Dalam sejumlah jajak pendapat di Amerika Serikat (AS) jelang presidential election (Pemilihan Presiden) sang petahana Donald Trump masih tertinggal 8 bahkan 9 poin dari saingan beratnya mantan vice president era Barrack Obama yakni Joe Biden asal Delaware.

Menurut pakar politik internasional Direktur Political and Public Policy (P3S) Jerry Massie Jerry Massie, kedua capres baik Donald Trump dari Partai Republik dan Joe Biden (Demokrat) terus menarik simpati publik lewat kampanye ada yang tertutup adapula kampanye digelar secara virtual.

"Saya prediksi nasib Biden akan berakhir tragis seperti Hillary Clinton 2016 silam. Kendati menang popular votes selisih 2 juta suara, Clinton mendapat 63.964.956, sementara Presiden AS terpilih Donald Trump hanya 62.139.188 suara toh, Hillary kalah juga di fase penentuan yakni electoral college," kata peneliti politik Amerika ini.

Hasil akhir 2016 lalu kata Jerry, Trump unggul 306 electoral college dan Hillary hanya meraih 232. Dia berhasil unggul saat electoral votes di daerah battleground state yakni Michigan (16), Wisconsin (10) dan Pennyslavania (20).

Barangkali kata dia, banyak yang belum tahu beberapa tahun silam mantan Menlu AS ini 6 kali dibantu Trump. Bahkan Trump pernah berafiliasi dengan Demokrat dan hampir saja di calonkan sebagai presiden beberapa tahun silam.

"Medsos salah satu kunci kemenangan Trump ada 2016 lalu, pasalnya followers-nya cukup besar yakni 60 juta pengikut," tutur Direktur Political and Public Policy (P3S) ini.

Selain itu faktor internal Trump, hal yang membuat banyak pihak tidak siap dengan kemenangan si pria oranye adalah poling- poling prediktif yang kebanyakan menunjuk Hillary akan menang pilpres.

"Poling sebelum pemungutan suara dari Economist/ YouGov, Bloomberg, IBD, ABC, Fox News, Monmouth, CBS News, dan Reuters mememenangkan Hillary menang dengan selisih 1 sampai 6 persen. Sedangkan poling yang memenangkan raja real estate ini hanya LA Times yang mengunggulkan Trump pada angka 5 persen," katanya.

Oleh karena itu, dia mengingatkan saat Situsweb milik jurnalis data kawakan Nate Silver, Fivethirtyeight.com, mencatatkan probabilitas Hillary Clinton untuk menang ada pada angka 71,4 persen. Probabilitas Trump? Hanya 28,6 persen saja. Untuk popular vote, Hillary diperkirakan akan menang dengan selisih 3,6 persen dari Trump. Pada electoral vote, diperkirakan Hillay bakal menang dengan angka 302 lawan 235.

Sama persis saat ini, yang mana semua lembaga survey menjagokan Bidden. Hanya Rasmussen yang menempatkan Trump unggul 1 poin. Sedangkan YouGove +9, USC +7, Reuters +9, Hill +6, News Fox +5, JTN/RMG +5, CNBC +6, Mounmouth +7 semua bagi kemenangan Bidden.

Jerry pun menyebut, salah satu pakar David Schultz, Profesor Departemen Ilmu Politik dan Departemen Studi Hukum di Universitas Hamline mengatakan, hasil survei secara nasional sejatinya tidak terlalu berpengaruh pada hasil pemilihan Presiden Amerika Serikat AS. Lantaran yang penting 270 electoral College yang bisa memenangkan kandidat capres. (JM)