Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

 



Kamis, 02 Maret 2023, 12:21:00 PM WIB
Last Updated 2023-03-02T05:21:27Z
NEWSRegional

Masyarakat Pulau Limbo Menderita Air Bersih, Proyek SPAM IKK Senilai 24 Miliar, Tidak Berfungsi Sama Sekali

Advertisement


TALIABU,MATALENSANEWS.com - Kabar yang sangat menyedihkan datang dari Warga masyarakat terkait Krisis air bersih yang terdapat di dua Desa antaranya Desa Limbo Dan Lohobuba, Kecamatan Taliabu Barat Kabupaten Pulau Taliabu Maluku Utara (Malut) masih terus terjadi. 


Penduduk sekitar mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih sudah berlangsung dari tahun ke tahun hingga 2023 ini. 


Lebih parahnya lagi. Proyek Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Provinsi Maluku Utara yang dikerjakan oleh rekanan PT. Kusuma Wardana Group. Pembanguan jaringan perpipaan SPAM IKK Taliabu di Desa Limbo Kabupaten Pulau Taliabu pada satuan kerja Pengembangan System Penyediaan Air Minum dengan Nilai Rp 24.740.000.000,00.- ( Dua puluh empat miliar lebih). Proyek tersebut malah tidak berfungsi sama sekali hingga saat ini.


Karena tidak mendapatkan Air Minum. Mereka harus berusaha untuk menyeberang lautan demi mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. 


Kabar tersebut dibenarkan Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Limbo, Ishak Putrawan Budi. 


Menurut Ishak, Pulau Limbo sampai sekarang belum mendapat perhatian dari pemerintah Pusat, Pemprov Maluku Utara dan Pemerintah daerah. Terutama Pihak Balai Kementrian yang menangani proyek pekerjaan Pembanguan jaringan perpipaan SPAM IKK Taliabu di Desa Limbo Kabupaten Pulau Taliabu, yang tidak mampu untuk menyelesaikan proyek tersebut. Masyarakat Pulau Limbo hingga saat ini masih menderita dengan Air Bersih." Ungkapnya. Kamis, 2/3/2023.


Buktinya, pengadaan proyek pipa bawah laut untuk penyaluran air bersih ke Pulau Limbo belum tuntas. 


Padahal, pipa sepanjang 11 kilometer dari desa Beringin ke Limbo itu menggunakan APBN sebesar Rp40 miliar. 


"Jadi sudah dari dulu nasib kita seperti ini. Dan kita harus ke Desa Beringin pakai fiber untuk ambil air," ujarnya. 


Ia membeberkan masalah lain adalah persoalan upah yang tidak dibayar oleh perusahaan ke 4 kelompok kerja. 


"Ada kurang dari Rp150 juta, upah warga Desa Limbo dan Lohoqbubba yang PT Kusuma Wardana Grub belum bayar," ungkapnya. 


Permasalahan air bersih di Pulau Limbo sendri pernah disuarakan oleh mantan Kepala Desa Limbo, Irfan Abidin. 


Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan beberapa dinas mengenai pengaliran air tahun 2022 lalu. 


Dia melakukan itu agar ada upaya pemerintah daerah untuk mengambil langkah alternatif. 


"Kemarin (waktu itu), kami ada rapat lagi dengan Dirut PDAM, PUPR kemudian BAPPEDA, mungkin di 2023 mereka lanjut pekerjaan ini," kata Kades. 


Menurut Irfan, terkahir warga mendapatkan air bersih lewat pipa pada bulan Desember tahun 2021 kemarin. 


Sementara itu, Bupati Taliabu Aliong Mus pernah mengancam akan melaporkan masalah proyek pipa ke BPK Malut. 


"Saya minta anggaran proyek pengadaan air bersih tersebut di audit," tegas Aliong (doc: 2021).


Orang nomor satu di Taliabu ini menduga pembangunan proyek pipa itu dikerjakan tidak serius. 


"Saya curiga pekerjaannya bermasalah. Itukan aneh," pungkasnya. ( Jek/Redaksi)