Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

Rabu, 14 Mei 2025, 7:10:00 PM WIB
Last Updated 2025-05-14T12:10:02Z
BERITA UMUMNEWS

Puluhan Warga Boyolali Diduga Jadi Korban Investasi Bodong Koperasi BLN

Advertisement


BOYOLALI
 |MATALENSANEWS.com– Puluhan warga Boyolali yang mengaku sebagai nasabah Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) diduga menjadi korban penipuan investasi. Para nasabah mengaku tertarik menjadi anggota setelah diimingi bonus besar dan janji pengembalian dana berlipat, namun pencairan dana tiba-tiba terhenti sejak Maret 2025.


Salah satu nasabah, Aris Tarmadi, mengaku sudah mencoba mendatangi kantor pusat Koperasi BLN di Salatiga. Namun, kantor tersebut telah kosong tanpa aktivitas.


“Saya dan teman-teman sempat datang ke rumah Pak Nico, yang katanya pimpinan BLN pusat, tapi yang kami temui hanya asisten rumah tangga. Tidak ada orang dari koperasi,” kata Aris, Selasa (13/5/2025).


Ia menambahkan, sebelumnya pihak koperasi berjanji akan segera mencairkan dana para nasabah. Namun, karena tidak ada kejelasan dan kantor pun tutup, Aris menilai ada kejanggalan.


Aris bersama sejumlah nasabah lainnya berencana melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian. Ia juga berharap semakin banyak korban lain yang berani melapor agar kasus ini segera diusut tuntas.


“Korban sebenarnya banyak, terutama di Boyolali, tapi banyak yang masih takut bicara. Kami harap dengan kami yang mulai bersuara, lebih banyak lagi nasabah akan ikut bergabung,” ujarnya.


Hal senada disampaikan oleh Dwi Priatmoko, nasabah Koperasi BLN Cabang Boyolali. Ia mengaku menjadi nasabah sejak September 2024 setelah mengikuti sosialisasi program ‘Sipintar’ dari BLN yang menjanjikan pengembalian dana dua kali lipat dalam 24 bulan.


“Awalnya saya setor Rp100 juta, dijanjikan akan kembali Rp200 juta dicicil tiap bulan. Karena tertarik, saya sampai pinjam ke bank dan gadaikan sertifikat pensiun untuk setor Rp150 juta,” ungkap Dwi.


Namun, setelah tiga kali pencairan, pihak BLN secara sepihak mengganti skema program dan berhenti melakukan transfer.


Dwi menyebut, terdapat sekitar 40 ribu rekening nasabah di BLN, yang diperkirakan berasal dari sekitar 5.000 orang. Nilai investasi diduga mencapai ratusan miliar rupiah.


“Korban dari berbagai kalangan, dari pensiunan ASN, pengusaha, sampai ibu rumah tangga. Saya sendiri masih belum menerima sisa dana sekitar Rp75 juta. Bahkan ada nasabah lain yang rugi sampai Rp4 miliar, dan ada juga yang harus menanggung ganti rugi Rp14 miliar karena mengajak orang lain ikut investasi,” katanya.


Para nasabah kini berharap pihak kepolisian segera mengusut tuntas dugaan penipuan ini, dan memberikan kepastian hukum serta keadilan bagi para korban.(Goent)