Advertisement
Laporan : Farid
PATI|MATALENSANEWS.com– Tawuran antar pelajar kembali pecah di wilayah Kabupaten Pati. Kali ini, bentrokan terjadi antara siswa SMK Negeri 2 Pati dan STM Tunas Harapan Pati di Jalan Raya Pati–Gembong pada Jumat (9/5/2025) sekitar pukul 12.23 WIB.
Menurut keterangan saksi dan laporan petugas di lapangan, kejadian bermula saat terjadi aksi kejar-kejaran menggunakan sepeda motor antara dua kelompok pelajar. Kelompok siswa STM Tunas Harapan melakukan penghadangan terhadap siswa SMK Negeri 2 Pati dengan membawa senjata berupa kayu, batu, botol, dan besi galvalum.
Penyerangan dilakukan dari arah Gembong menuju Kota Pati. Para pelaku melempar batu ke arah lawannya hingga menyebabkan tiga unit sepeda motor terjatuh. Tak hanya itu, siswa yang jatuh turut menjadi sasaran pemukulan oleh kelompok lawan.
Aksi tawuran ini melibatkan sekitar 20 orang pelajar. Satu siswa, bernama Bagus Andika (16), warga Pati dan siswa kelas X Elektronika 1P SMK Negeri 2 Pati, ditemukan dalam kondisi terluka dan tergeletak di jalan. Ia langsung dilarikan ke RSUD Soewondo Pati untuk mendapatkan perawatan medis. Saat ini kondisinya dilaporkan telah sadar dan dapat diajak berkomunikasi.
Adapun kendaraan yang digunakan korban dalam kejadian ini antara lain:
- Honda Scoopy merah, K 6780 ZG
- Honda Vario putih, K 4782 LAA
- Honda Beat, B 5027 BAT
Peristiwa tersebut disaksikan oleh warga setempat, Muhammad Ali Shofian (30) dari Desa Gembong dan Bayu Candra Nugraha (44) dari Rendole, Margorejo, yang kemudian melaporkan kejadian kepada pihak berwenang.
Pihak Polresta Pati saat ini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap pelaku serta motif di balik aksi tawuran tersebut. Sementara itu, Unit Intel Kodim 0718/Pati telah melakukan langkah cepat dengan mendatangi TKP, mengumpulkan informasi, berkoordinasi dengan pihak kepolisian, serta melaporkan kejadian ke Komando Atas.
Aksi tawuran seperti ini disinyalir dipicu oleh berbagai faktor, seperti persaingan antarsekolah, provokasi di media sosial, serta aksi balas dendam. Lemahnya kontrol terhadap aktivitas siswa di luar sekolah turut memperburuk situasi.
Diperlukan peran aktif semua pihak sekolah, orang tua, aparat keamanan, dan masyarakat untuk mencegah kejadian serupa melalui pendekatan edukatif, pengawasan ketat, dan pembinaan moral pelajar secara berkelanjutan.(*)