Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

Rabu, 04 Juni 2025, 6:08:00 PM WIB
Last Updated 2025-06-04T11:08:58Z
BERITA UMUMNEWS

Ratusan Warga Sawit Joget Jadul, Meriahkan HUT Ke-36 Perkasa dengan Orkes Melayu Janema

Advertisement


MAGELANG|
MATALENSANEWS.com – Ratusan warga Dusun Sawit, RT 003/RW 03, Desa Nongkosawit, Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, tumpah ruah dalam acara "Sawit Berjadoel" pada Selasa malam (3/6/2025). Gelaran ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-36 Persatuan Kepemudaan Sawit (Perkasa).


Acara yang mengusung tema “Perkasa Indonesia 36 Berkarya untuk Masyarakat” ini dimeriahkan oleh penampilan Orkes Melayu (OM) Janema asal Magelang. Dengan iringan lagu-lagu lawas tahun 1970-1980-an seperti “Terajana”, suasana malam pun langsung pecah. Ratusan penonton tanpa ragu berjoget dengan gaya khas masing-masing, tak peduli dinginnya udara pegunungan Ngablak.


Penonton dan personel OM Janema pun tampil total mengenakan busana tempo dulu, memperkuat nuansa jadul dan menciptakan atmosfer nostalgia yang penuh kehangatan. Penampilan ini juga menginspirasi warga untuk kembali menghidupkan seni musik dangdut klasik.


Tokoh masyarakat Dusun Sawit, Suwandi, menyampaikan bahwa pentas musik ini menjadi ajang mempererat kekompakan warga dari berbagai lapisan dan RT.


“Adanya pentas ini bikin warga makin bersatu, dari RT 01 sampai RT 06. Kompak juga dari pemuda Basecamp Andong via Dusun Sawit Taruna Jaya Giri, komunitas seni WBM (Wahyu Budaya Muda), sampai para pemuda Perkasa,” ujarnya.


Suwandi menekankan pentingnya menjaga kekompakan, terutama antara Pemuda Basecamp dan Pemuda Perkasa yang menurutnya merupakan aset sosial yang harus terus dijaga.


Senada dengan itu, Kepala Dusun Sawit, Sutikno Aji, mengatakan bahwa pentas musik ini tidak hanya untuk hiburan, tetapi juga sebagai bentuk penghargaan terhadap sejarah musik dangdut Indonesia.


“Pentas ini bagian dari perayaan ulang tahun Perkasa ke-36 yang kini memiliki anggota sekitar 120 orang. Kami ingin menghidupkan kembali suasana dangdut klasik yang menjadi identitas hiburan rakyat,” jelasnya.


Meskipun ramai dan meriah, tidak semua warga dapat menyaksikan langsung pertunjukan tersebut. Sebagian harus puas menonton melalui siaran YouTube atau media sosial karena berada di luar kota.


Shafira Aulia Azzahra, mahasiswi asal Sawit yang kini kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), mengaku sedih tidak bisa hadir langsung.


“Sedih banget, soalnya acaranya di depan rumah sendiri. Meskipun nggak terlalu ngikutin musiknya, tapi seru lihat orang-orang pada totalitas pakai baju jadul. Saya tonton lewat YouTube aja,” ujarnya.


Acara “Sawit Berjadoel” tak hanya menyajikan hiburan nostalgia, tapi juga menjadi momentum memperkuat ikatan sosial, semangat gotong royong, dan pelestarian budaya lokal di tengah masyarakat.(Sofie Rahmawati)