Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

Kamis, 17 Juli 2025, 6:42:00 PM WIB
Last Updated 2025-07-17T11:42:37Z
BERITA UMUMNEWS

Investor Tiongkok Lirik Potensi Garam Jateng, Siap Tanam Modal untuk Swasembada Nasional

Advertisement


Laporan: Aris Yanto 


Semarang |MATALENSANEWS.com Sejumlah investor asal Tiongkok menyatakan minatnya untuk berinvestasi dalam sektor produksi garam di Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Langkah ini merupakan bagian dari upaya mendorong swasembada garam nasional dan mengurangi ketergantungan impor.


Hal itu diungkapkan CEO PT Susanti Megah, Hermawan Santoso, saat melakukan audiensi dengan Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, di Kantor Gubernur Jateng, Kota Semarang, Kamis (17/7/2025).


“Potensi garam Jawa Tengah sebenarnya cukup bagus, pemerintah juga sudah bicara, Pak Luthfi sudah mau support,” ujar Hermawan dalam keterangan tertulis yang diterima detikJateng, Kamis (17/7).


Hermawan menjelaskan, dibutuhkan lahan seluas sekitar 3.000 hektare untuk mengembangkan tambak garam dalam skala besar. Menurutnya, peningkatan produksi garam nasional sangat penting demi mewujudkan kemandirian sektor tersebut.


“Untuk mewujudkan swasembada garam nasional, tentunya perlu kerja sama antara pemerintah, swasta, dan petani. Terutama dalam peningkatan kualitas produksi,” ujarnya.


Ia menambahkan, Indonesia memiliki potensi besar dalam produksi garam, seperti di Madura dan Nusa Tenggara Barat. Jawa Tengah dinilai mampu mengejar produktivitas kedua wilayah tersebut jika dikembangkan secara serius.


Sementara itu, Gubernur Jateng melalui Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko, menyambut baik rencana investasi dari pihak swasta.


“Memang perlu ada intensifikasi lagi atau bahkan ekstensifikasi atau perluasan sentra garam. Itu yang kita pikirkan. Karena produksi nasional masih belum mencukupi,” kata Sujarwanto.


Data Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jateng mencatat, produksi garam rakyat di Jateng pada tahun 2024 mencapai 536.612 ton. Produksi itu berasal dari lahan seluas 8.267 hektare yang dikelola oleh 6.420 petani garam di sembilan kabupaten sentra, yakni Brebes, Demak, Jepara, Pati, Rembang, Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Grobogan.


Namun, sebagian besar garam rakyat belum memenuhi standar kualitas industri karena masih menggunakan teknologi sederhana dan bergantung pada kondisi cuaca.


Adapun kebutuhan garam di Jateng pada 2024 mencapai 119.400 ton, terdiri atas 33.000 ton garam konsumsi dan 86.400 ton garam industri. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng, Endi Faiz Effendi, menyebutkan bahwa kapasitas produksi garam berkualitas industri di wilayahnya masih sangat terbatas.


“Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT) hanya mampu memenuhi 25.000 ton garam, Washingplant Koperasi Sari Makmur Rembang maksimal 7.500 ton, dan Washingplant Koperasi Mutiara Laut Mandiri Pati hanya 6.000 ton. Sisanya masih didatangkan dari daerah lain,” ungkap Endi.


Ia menambahkan, garam rakyat di Jateng rata-rata memiliki kandungan NaCl 95 persen, sementara garam industri membutuhkan kadar di atas 97 persen.


Dengan adanya investasi dari pihak asing dan dukungan pemerintah daerah, diharapkan Jawa Tengah mampu meningkatkan produktivitas serta kualitas garam, sekaligus menjadi salah satu daerah penyangga utama swasembada garam nasional.(*)