Advertisement
DEMAK | MATALENSANEWS.com – Desa Batursari, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, kini tengah mencuri perhatian sebagai calon desa digital melalui program penguatan kapasitas pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di bidang pemasaran digital dan pengelolaan keuangan.
Program pengabdian masyarakat dari Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) ini bukan sekadar pelatihan teknis, tetapi menghadirkan transformasi nyata bagi perekonomian lokal. Melalui pendekatan digital marketing dan literasi keuangan berbasis aplikasi, program ini berhasil menyentuh kebutuhan dasar UMKM di era digital.
“Produk-produk lokal Batursari seperti olahan makanan dan kerajinan tangan punya potensi besar, tapi belum maksimal menjangkau pasar karena masih memakai cara pemasaran tradisional,” ujar Ketua Tim Pengabdian UPGRIS, Adelia Sandra Swastika Putri, S.Ak., M.M., Senin (7/7/2025).
Tim dosen lintas keahlian dari UPGRIS menggandeng para pelaku UMKM untuk mengenal dan memanfaatkan berbagai platform pemasaran digital seperti WhatsApp Business, Instagram, Shopee, dan Tokopedia. Mereka juga diajarkan teknik membuat konten promosi menarik dengan aplikasi Canva, serta strategi SEO untuk meningkatkan visibilitas produk secara daring.
Pelatihan ini mendapat sambutan hangat dari para peserta. Banyak pelaku usaha yang langsung mempraktikkan ilmu baru dengan mengunggah produk mereka ke media sosial dan marketplace.
Selain pemasaran digital, aspek pengelolaan keuangan juga menjadi fokus utama. Para peserta diperkenalkan pada aplikasi pembukuan seperti BukuKas dan Microsoft Excel guna mencatat pemasukan, pengeluaran, hingga penyusunan anggaran usaha. Hasilnya, para pelaku UMKM kini mampu membuat laporan keuangan sederhana yang membantu dalam pengambilan keputusan bisnis secara lebih rasional.
Transformasi ini bukan hanya soal peningkatan keterampilan teknis. Program ini juga membangkitkan semangat kewirausahaan di kalangan masyarakat. Beberapa peserta bahkan telah merencanakan pengembangan produk baru maupun membuka usaha tambahan setelah pelatihan.
Meski dihadapkan pada kendala seperti keterbatasan perangkat digital dan akses internet, semangat belajar masyarakat serta dukungan aktif dari pemerintah desa mampu menjembatani hambatan tersebut. Pendekatan partisipatif dan pendampingan intensif terbukti menjadi kunci keberhasilan program ini.
“Transformasi digital tidak harus dimulai dari kota. Desa pun bisa, asal diberikan akses, pelatihan, dan pendampingan yang tepat,” tegas Adelia.
Melalui kolaborasi perguruan tinggi, pemerintah desa, dan komunitas lokal, Desa Batursari membuktikan bahwa pemanfaatan teknologi yang tepat dapat mendorong masyarakat desa menjadi pelaku ekonomi yang tangguh dan mandiri.
Red. Aris/FH